inovasi difusi teknologi pendidikan

1. Inovasi dan difusi dalam teknologi pendidikan
A. Konsep inovasi,difusi, inovasi dalam kajian teknologi pendidikan.
Definisi Inovasi
Inovasi merupakan awal untuk terjadinya perubahan sosial, dan perubahan sosial pada dasarnya merupakan inti dari pembangunan masyarakat.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju kearah perbaikan; yang lain atau berbeda dar yang ada sebelumnya yang dilakukan dengan sengaja dan berencana ( tidak secara kebetulan saja)
Definisi Difussi
Difusi didefinisikan sebagai suatu proses dimana suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran tertentu selama jangka waktu tertentu terhadap anggota suatu sistem sosial. Difusi dapat dikatakan juga sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana pesannya adalah ide baru. Disamping itu, difusi juga dapat diangap sebaai suatu jenis perubahan sosial yaitu suatu proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Jelas disini bahwa istilah difusi tidak terlepas dari kata inovasi. Karena tujuan utama proses difusi adalah diadopsinya suatu inovasi oleh anggota sistem sosial tertentu. Anggota sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem.
Inovasi dalam kajian teknologi pendidikan.
Difusi Inovasi dalam teknologi pendidikan yaitu proses berkomunikasi malalui strategi yang terrencana dengan tujuan untuk diadopsi. Tujuan akhir yang ingin dicapai ialah untuk terjadinya perubahan. Selama bertahun-tahun, kawasan pemanfaatan dipusatkan pada aktivitas guru dan ahli media yang membantu guru. Model dan teori pemanfaatan dalam kawasan pemanfaatan cenderung terpusat pada perpektif pengguna. Akan tetapi, dengan diperkenalkannya konsep difusi inovasi pada akhir tahun 1960-an yang mengacu pada proses komunikasi dan melibatkan pengguna dalam mempermudah proses adopsi gagasan, perhatian kemudian berpaling ke perspektif penyelenggara.

B. Manfaat dan konsekwensi inovasi dalam pendidikan.
Manfaat inovasi dalam pendidikan:
• Usaha pemerataan pendidikan
• Peningkatan mutu pendidikan
• Peningkatan Efesiensi pendidikan
• Peningkatan efektifitas pendidikan
• Relevansi pendidikan
Konsekwensi :
Inovasi pendidikan sebagai usaha perubahan pendidikan tidak bisa berdiri sendiri, tapi harus melibatakan semua unsur yang terkait di dalamnya, seperti inovator, penyelenggara inovasi seperti guru dan siswa. Disamping itu, keberhasilan inovasi pendidikan tidak saja ditentukan oleh satu atau dua faktor saja, tapi juga oleh masyarakat serta kelengkapan fasilitas.
Inovasi pendidikan yang berupa top-down model tidak selamanya bisa berhasil dengan baik. Hal ini disebabkan oleh banyak hal antara lain adalah penolakan para pelaksana seperti guru yang tidak dilibatkan secara penuh baik dalam perencananaan maupun pelaksanaannya. Sementara itu inovasi yang lebih berupa bottom-up model dianggap sebagai suatu inovasi yang langgeng dan tidak mudah berhenti karena para pelaksana dan pencipta sama-sama terlibat mulai dari perencanaan sampai pada pelaksanaan. Oleh karena itu mereka masing-masing bertanggung jawab terhadap keberhasilan suatu inovasi yang mereka ciptakan
C. Tahapan inovasi dalam pendidikan.
1. TAHAP PENGETAHUAN
• Jenis pengetahuan yang dicari: what, why,how
• Dibandingkan dengan kelompok lambat tahu,kelompok cepat tahu umumnya:unggul dalam pendidikan, status sosial, ekspos ke media masa, hubungan interpersonal,partisipasi sosial, dan lebih cosmopolitan
2. TAHAP PERSUASI
Aktif mencari informasi leih rinci tentang inovasi dengan berfokus pada manfaatnya,kompatabilitasnya,kompleksitasnya,triabilitasnya,dan obsertabilitasnya.
3. TAHAP KEPUTUSAN
 Jenis keputusan : adopsi atau penolakan
 Penolakan : aktif atau pasif
 Inovasi yang dapat dicoba mempunyai kecenderungan lebih cepat diterima

4. TAHAP IMPLEMENTASI
• Ada masa ketidakpastian akan hasil dari difusi
• Ada masalah awal, misalnya kelompok penentang
• Akhir tahap ini: rotinisasi / institusionalisasi
• Dapat terjadi reinvensi, karena terlalu kompleks,pemahaman kurang, berupa konsep umum / alat,melibatkan banyak pemakai dalam jumlah besar
• Kebanggan kepemilikan, pengaruh agen perubahan
5. TAHAP KONFORMASI
• Mencari dukungan / penguat ataskeputusan yang telah dibuat
• Dapat terjadi disonanasi (keraguan), atau diskontinuitas (replacement, forced, disenchantment)

D. Hambatan inovasi dalam pendidikan
1. Hambatan Geogerafi
Hal ini terjadi karena Indonesia terdiri dari berbagai pulau-pulau yang sangat sulit untuk melakukan inovasi dalam pendidikan sendiri. Baik itu dalam distribusi ataupun pengenalan terhadap inovasi itu sendiri.
2. Hambatan Ekonomi
Adanya perbedaan ekonomi dari tiap individu ataupun instansi yang terkait dalam hal pengembangan inovasi dalam pendidikan,

3. Hambatan Prosedur
Yaitu hambatan dalam hal pelaksanaan inovasi dalam bidang pendidikan tersebut hal ini termasuk dalan teknis pelaksanaan dari inovasi itu sendiri.

4. Hambatan Personal
Hambatan personal mencakup hal – hal : kurang adanya pemberian penguatan ( hadiah). Bagi penerima dan pemakai inovasi, orang – orang yang memegang peranan yang penting dimasyarakat tidak terbuka untuk menerima dan melaksakan inovasi, sikap kaku dan pengetahuan yang sempit dari para personal yang sebenarnya memiliki peranan penting dalam proyek, serta terjadinya pertentangan pribadi.

5. Hambatan Sosial – Budaya
Hambatan sosial budaya yang dianggap paling serius ialah adanya pertentangan ideology tentang perubahan ( inovasi ). Hal lain berkaitan dengan social budaya yang menghambat inovasi adalah kurangnya suasana adanya sling tukar pikiran secara terbuka, perbedaan nilai budaya ( cultural value ), serta kurang harmonisnya hubungan antara anggota team proyek inovasi.

6. Hambatan Politik
Adapun yang termasuk hambatan politik adalh kurngnya hubungan yang baik dengan pimpinan politik, adanya pergantian pemerintah akan menyukarkan pembinaan secara kontinu pelaksanaan program yang sudah direncanakan, pendidikan yang menangani proyek inovasi tidak mengetahui realitas politik, adanya keberatan terhadap proyek inovasi dengan berdasarkan kepentingan golonagan, kurang adanya pengertian dan kurang adanya perhatian dari pamimpin politik.

7. Hambatan Psikologi
Hambatan psikologi adalah hambatan yang disebabkan oleh faktor – faktor yang ada dalam diri seseorang. Yang termasuk dalam hambatan atau rintangan ini antara lain adalah :

 Penempatan pengangkat guru

 Biaya dan fasilitas

 Sistem komunikasi

 Sistem koordinasi antara konsumen fan prosedur

 Sikap Tradisonal ( cara berpikir primitive )


E. Cara mengatasi hambatan inovasi difusi agar tetap terlaksana.

Komunikasi

Komunikasi adalah proses dimana partisipan menciptakan dan berbagi informasi satu sama lain untuk mencapai suatu pemahaman bersama. Seperti telah diunkapkan sebelumnya bahwa difusi dapat dipandang sebagai suatu tipe komunikasi khusus dimana informasi yang dipertukarkannya adalah ide baru (inovasi). Dengan demikian, esensi dari proses difusi adalah pertukaran informasi dimana seorang individu mengkomunikasikan suatu ide baru ke seseorang atau beberapa orang lain. Rogers menyebutkan ada empat unsur dari proses komunikasi ini, meliputi: 1) inovasi itu sendiri; 2) seorang individu atau satu unit adopsi lain yang mempunyai pengetahuan atau pengalaman dalam menggunakan inovasi; 3) orang lain atau unit adopsi lain yang belum mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi; dan 4) saluran komunikasi yang menghubungkan dua unit tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahwa komunikasi dalam proses difusi adalah upaya mempertukarkan ide baru (inovasi) oleh seseorang atau unit tertentu yang telah mempunyai pengetahuan dan pengalaman dalam menggunakan inovasi tersebut (innovator) kepada seseorang atau unit lain yang belum memiliki pengetahuan dan pengalaman mengenai inovasi itu (potential adopter) melalui saluran komunikasi tertentu.
Sementara itu, saluran komunikasi tersebut dapat dikategorikan menjadi dua yaitu: 1) saluran media massa (mass media channel); dan 2) saluran antarpribadi (interpersonal channel). Media massa dapat berupa radio, televisi, surat kabar, dan lain-lain. Kelebihan media massa adalah dapat menjangkau audiens yang banyak dengan cepat dari satu sumber. Sedangkan saluran antarpribadi melibatkan upaya pertukaran informasi tatap muka antara dua atau lebih individu.

Waktu

Waktu merupakan salah satu unsur penting dalam proses difusi. Dimensi waktu, dalam proses difusi, berpengaruh dalam hal: 1) proses keputusan inovasi, yaitu tahapan proses sejak seseorang menerima informasi pertama sampai ia menerima atau menolak inovasi; 2) keinovativan individu atau unit adopsi lain, yaitu kategori relatif tipe adopter (adopter awal atau akhir); dan 3) rata-rata adopsi dalam suatu sistem, yaitu seberapa banyak jumlah anggota suatu sistem mengadopsi suatu inovasi dalam periode waktu tertentu.

Sistem Sosial

Sangat penting untuk diingat bahwa proses difusi terjadi dalam suatu sistem sosial. Sistem sosial adalah satu set unit yang saling berhubungan yang tergabung dalam suatu upaya pemecahan masalah bersama untuk mencapai suatu tujuan. Anggota dari suatu sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi dan atau sub sistem. Proses difusi dalam kaitannya dengan sistem sosial ini dipengaruhi oleh struktur sosial, norma sosial, peran pemimpin dan agen perubahan, tipe keputusan inovasi dan konsekuensi inovasi.

2. Perkembangan teknologi dalam pendidikan
A. Perkembangan teknologi yang mempengaruhi terhadap perubahan dalam dunia pendidikan yaitu Aplikasi teknologi pada pendidikan secara langsung akan mempengaruhi keputusan keputusan tentang proses pendidikan yang spesifik. Umpama: aplikasi itu mempunyai dampak penting terhadap isi (content) yang akan diajarkan, tingkat standarisasi dan pemilihan isi, jumlah dan kualitas sumber-sumber yang tersedia Masalah-masalah pokok yang dihadapi pendidikan di Indonesia yang terpenting adalah mengenai : peningkatan mutu, pemerataan kesempatan pendidikan, dan relevansi pendidikan dengan pembangunan nasional. Demikian luas dan jauhnya jangkauan yang hendak dicapai oleh program pembangunan pendidikan kita, padahal di lain pihak sumbersumber yang tersedia bertambah terbatas dan langka.
Kenyataan-kenyataan yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pemecahan masalah-masalah pendidikan kita membutuhkan alternatif-alternatif lain disamping caracara penyelesaian yang konvensional yang dikenal selama ini.

B. 5 inovasi yang digunakan dalam proses pendidikan:

1. Inovasi pembelajaran kuantum

Pembelajaran kuantum sebagai salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran khususnya menyangkut keterampilan guru dalam merancang, mengembangkan dan mengelola system pembelajaran sehingga guru mampu menciptakan suasanapembelajaran yang efektif, menggairahkan, dan memiliki keterampilan hidup (Kaifa, 1999). Pembelajaran kuantum dikembangakan oleh Bobby Deporter (1992) yang beranggapan bahwa metode belajar ini sesuai dengan cara kerja otak manusia dan cara belajar manusia pada umumnya. Pembelajaran kuantum merupakan salah asatu pembaharuan pembelajaran, menyajikan petunjuk praktis dan spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, bagaimana merancang pembelajaran, menyampaikan bahanpembelajaran dan bagaimana menyederhanakan proses belajara sehingga memudahkan belajar siswa.


2. Inovasi Pembelajaran Kompetensi

Kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan dasar yang dapatdilakukan oleh para siswa pada tahap pengetahuan, keterampilan dan bersikap. Kemampuan dasar ini akan dijadikan sebagai landasan melakukan proses pembelajaran dan penilaian siswa. Kompetensi merupakn target, sasaran, standar sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Benyamin S. Bloom (1964) dan Gagne (1979) dalam teori-teorinya yang terkenal itu, bahwa menyampaikan materi pelajaran kepada siswa penekanannya adalah tercapai sasaran atau tujuan pembelajaran (instruksional). Cangkupan materi yang terkandung pada setiap kawasan kompetensi memang cukup luas seperti pada kawasan taksonomi dari Bloom, Krathwool dan Simpson.


3. Inovasi Pembelajaran Kontekstual

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka (Sanjaya, 2005).


4. Inovasi Pembelajaran Elektronik Learning
Istilah Tekhnologi Informasi lahir pada abad ke-20 yang diawali dengan terbentuknya masyarakat informasi.
Pada awalnya tekhnologi informasi diartikan sebagai perangkat keras dan lunak untuk melaksanakn satu atau sejumlah tugas pemrosesan data (Alter dalam Syam, 2004). Namun dalam pengembangannya mendapat respon yang lebih luas, di mana tekhnologi informasi juga mencakup tekhnik komunikasi sebagai saran untuk mengirimkan informasi. Roger dalam Syam (2004) menempatkan tekhnologi informasi bukan hanya sarana fisik, namun dapat berfungsi sebagai ynang meneruskan nilai-nilai social bagi para pemakainya.


5. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh adalah suatu bidang pendidikan yang memusat pada pedagogy/andragogy, teknologi, dan disain sistim pembelajaran yang secara efektif disatukan di dalam pendidikan ke para siswa dengan tidaklah secara phisik " ditempat" untuk menerima pendidikan mereka. Sebagai gantinya, para guru dan para siswa boleh komunikasi dengan piilihan mereka sendiri dengan pertukaran media elektronik atau dicetak, atau teknologi yang mengijinkan mereka untuk komunikasi di dalam waktu nyata. Pendidikan Jarak Jauh yang memerlukan suatu phisik kehadiran di tempat untuk manapun alasan mencakup pengambilan pengujian dianggap sebagai suatu bastar atau mencampur program atau kursus.



C. Penerapan 5 jenis inovasi dalam pendidikan
1. Penerapan pembelajaran kuantum:
Dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran kuantum dalam rangka mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu percepatan belajar melaluiusaha sengaja untuk mengikis hambatan-hambatan belajar tradisional, dan fasilitas belajar yang berarti mempermudah belajar.

Asas utama pembelajaran kuantum adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Subjek belajar adalah siswa yang memiliki modalitas yang harus di fasilitasi oleh guru, sehingga guru harus berupaya terlebih dahulu untuk memahami potensi siswasebagai subjek belajar.

Prinsip model belajar kuantum terdiri dari segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan rayakan merupakan konsep utama pembelajaran kuantum untuk mewujudkan energi guru dan siswa dalam pencepatan belajar, mempermudah belajar dan mengikis hambatan belajar tradisional. Mengembangkan strategi pembelajaran kuantum melalui filosofis TANDUR yaitu Tumbuhan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan sehingga dapat meningkatkan partisipasi siswa, motivasi,dan minat siswa, dan meningkatkan kehalusan perilaku siswa.


Rancangan pembelajaran kuantum yang dapat dikembangkan terdiri dari tiga bagian meliputi: pengembangan konteks, pengembangan konten, dan pengembangan strategi atau pendekatan pembelajaran. Dimensi pengembangan konteks pembelajaran konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana belajar yang menyenangkan, landasan,yang kukuh, lingkungan yang mendukung dan rancangan belajar yang dinamis. Keempat unsure ini merupakan interaksi kekuatan yang mendukung kesuksesan belajar yang optimal.

2. Pembelajaran kompetensi
Dalam pembelajaran kompetensi siswa sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama, sehingga dalam setting proses belajar mengajar siswa dituntut kreatifitas secara penuh bahkan secara individual mempelajari bahan pelajaran.
Prinsip-prinsip pembelajaran kompetensi bertitik tolak pada pengelolaan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan suatu kondisi dapat terjadi proses belajar pada siswa dengan melibatkan berbagai aspek yang mempengaruhinya baik yang terdapat dalam diri siswa maupun sesuatu yang berada pada lingkungan sekitarnya serta peranan guru.
Pembelajaran kompetensi memiliki karakteristik khusus yang berada dengan pembelajaran lainnya, seperti apa yang dipelajari siswa, bagaimana proses pembelajaran, waktu belajar, dan kemajuan belajar siswa secara individu. Untuk pengelolaan kegiatan pembelajaran kompetensi harus dipertimbangkan pengelolaan ruangan kelas, pengelolaan siswa, pengelolaan pembelajaran, srategi kegiatan belajara mengajar, sarana dan sumber belajar. Pendekatan pembelajaran kuantum dapat dilakukan melalui pembelajaran bermakna dan tematik. Kedua pendekatan ini dapat dikembangkan dengan tetap menyesuaikan terhadap tingkatan kematangan belajar anak.
3. Kontekstual Learning
Paparan pengertian pembelajaran kontekstual di atas dapat diperjelas sebagai berikut. Pertama, pembelajran kontekstual menekankan pada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajra berorientasi pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks pembelajaran kontekstual tidak mengharapkan siswa hanya menerima pelajaran tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.

Kedua, pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapt menangkap hubungan antara pengalaman belajr di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Ketiga, pembelajaran kontekstual mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya tidak hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajari tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Materi pelajaran tidak hanya ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan tetapi dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari.

Prinsip-prinsip pembelajaran kontekstual meliputi tiga prinsip utama, yaitu: saling ketergantunagan (interdependence), deferensiasi (differentiation), dan pengorganisasian diri (self organization). Seluruh komponen dalam pembelajaran kontekstual menekankan aktivitas siswa secara penuh baik fisik maupun mental. Menempatkan peran siswa selainsebagai subjek pembelajaran juga latar belakang kehidupan, kemampuan, pengalaman belajar, pengelompokan belajar, dan tujuan belajar factor siswa selalu dipertimbangkan.
Komponen-komponen pembelajaran sebagai asas CTL dalam menerapkan pola pembelajaran meliputi asas konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian nyata. Keseluruhan komponen ini dipertimbangakn dalam langkah-langkah pembelajaran kontekstual yang meliputi pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup, baik pelaksanaan di lapangan maupun di dalam kelas.

4. E-Learning
Terdapat beberapa pandangan yang mengarah kepada definisi E-Learning diantaranya:

1. E-Learning adalah konvergensi antara belajar dan internet (Bank of America Securities).

2. E-Learning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja, terutama dapat terjadi dalam tekhnologi internet, tetapi juga dapat terjadi dalam jalinan kerja satelit dan pemuasan digital untuk keperluan pembelajaran (Ellit Tronsen).

3. E-Learning adalah dinamik, beroperasi pada waktu yang nyata, kolaborasi, individu, konprehensif (Greg Priest).

4. E-Leraning menggunakan kekuatan dan jalinan kerja untuk pembelajaran di manapun dan kapanpun (Arista Knowledge System).

5. E-Leraning adalah pembelajaran yang dapat terjadi di internet.

Pada akhirnya E-Learning dapat diartikan sebagai upaya menghubungkan pembelajar (siswa dengan sumber belajar), (data base, pakar/guru, perpustakaan) yang secara fisik terpisah atau bahkan berjauhan yang daoat dilakukan langsung (synchronous) maupun tidak langsung (asynchronous).

Faktor Pendukung Pembelajaran melalui Tekhnologi Informasi

o Faktor lingkungan, yang meliputi institusi penyelenggara pendidikan dan masyarakat.

o Siswa atau peserta didik meliputi usia, latar belakang, budaya, penguasaan bahasa dan berbagai gaya belajarnya.

o Guru atau pendidik meliputi latar belakang, usia, gaya mengajar, pengalaman dan personalitinya.

o Faktor tekhnologi meliputi computer, perangkata lunak, jaringan, koneksi internet dan berbagai kemampuan yang dibutuhkan berkaitan dengan penerapan internet di lingkungan sekolah.

Pemanfaatan tekhnologi informasi baik sebagai sumber belajar maupun media pembelajaran merupakan salah satu cara yang diharapkan efektif menanggulangi kelemahan persoalanpembelajaran yang masih bersifat konvensional. Dengan menggunakan tekhnologi informasi diharapkan terjadi interaksi pembelajran antara siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajra lebih komunikatif. Melalui berbagai model pembelajaran yang ditawarkan diharapkan terbentuk interaksi belajra siswa yang tidak hanya menekankan pada proses pemanfaatan namun pencarian, penelitian atau penggalian berbagai sumber belajar sehingga terbentuk cara berpikir yang lebih komprehensif dan terintegrasi. Melalui interaksi tersebut diharapakan ada peningkatan dalam keterampilan berpikir, interaksi serta keterampilan yang lain. Hal ini dapat terwujud apabila dukungan yang berasal dari guru, lembaga, siswa, masyarakat dan tekhnologi berkontribusi positif terhadap penyelenggaraan pembelajaran berbasis tekhnologi informasi.

Keberlanjutan di masa yang akan datang
Keberlanjutan inovasi-inovasi diatas di masa yang akan datang akan sangat penting di karenakan Indonesia yang sejatinya merupakan Negara potensial dalam bidang apapun perlu melakukan inovasi-inovasi seperti itu terlebih di bidang pendidikan, dan nantinya akan lebih banyak lagi inovasi-inovasi yang muncul, namun harus di garis bawahi bahwasanya inovasi dalam penerapannya memiliki hambatan-hambatan tersendiri dalam penggunaannya.
5. Pendidikan Jarak Jauh
Metode
Pendidikan jarak jauh dapat mempergunakan berbagai bentuk teknologi, mulai dari cetak sampai dengan computer, rentang ini akan meliputi radio, televise, konfernesi audio video, pengajaran dengan bantuan komputer, e-learning dan sebagainya.
Sistem Penyampaian
Model pertama daripada pendidikan jarak jauh adalah regular mail yang dikirim melalui benda tertulis, video, audio tape, dan CD-ROM atau media storage yang telah diformat kepada para siswa yang diubah menjadi latihan. Pada jaman sekaran ini pendidikan jarak jauh mempergunakan e-mail, web, dan video konferensi melalui jaringan kerja yang luas untuk kedua jaringan tanoa kabel pada suatu lokasi atau handphone.
Pengujian dan Evaluasi
Dengan pendidikan jarak jauh siswa dapat dipindahkan pengawasannya. Ke beberapa sekolah, Universitas Maryland Universitas Perguruan tinggi seperti itu, mengeluarkan alamat mengenai pengujian oleh keperluan para siswa untuk mengambil pengujian di dalam suatu tempat.
3. Jurnal Ilmiah Internasional
Rangkuman
Lintas- Perbandingan budaya Pengiriman Belajar Online Pendekatan Digunakan Barat dan Online Program Belajar Thailand
Vichuda Rattanapian, Universitas Chulalongkorn

Mengingat jumlah besar inovasi selama ribuan tahun, hanya sangat sedikit dapat mengklaim telah mempengaruhi kehidupan orang di seluruh dunia Internet merupakan salah satu inovasi tersebut. teknologi berbasis internet telah bermain dan terus memainkan peran yang semakin penting dalam pertumbuhan yang cepat dari teknologi informasi. Ini adalah melakukan hal ini, sebagian, dengan membawa bersama-sama orang-orang dari seluruh dunia dan menetapkan mereka dalam lingkungan virtual di mana mereka bertemu, belajar, berbagi, dan individu berteman budaya nasional, profesional, dan organisasi yang berbeda. Akses universal ke Internet akan membantu mengakhiri isolasi guru; eksponensial memperluas sumber daya untuk mengajar dan belajar di sekolah dan kelas; lebih menantang, otentik dan tingkat tinggi pengalaman belajar bagi siswa, dan membuat sekolah dan guru lebih akuntabel kepada orang tua dan komunitas (US Departemen Pendidikan, 2001). Selain kemampuan interpersonal yang kolaboratif, internet juga merupakan alat yang sangat baik untuk distribusi skala besar informasi. Hal ini karena kemampuan luar biasa yang kolaboratif dan komunikatif yang telah menyebabkan pertumbuhan yang cepat dari program online menggunakan teknologi Internet.

Kurangnya sastra lintas budaya dan panduan belajar online menyajikan masalah berisiko untuk organisasi non-barat dan Thailand khususnya yang ingin menggunakan kegiatan belajar secara online dalam operasi pendidikan dan pelatihan. Banyak hal tidak mungkin atau sesuai untuk sekadar mentransfer program instruksional lintas batas atau budaya.

ANALISIS
Dalam analilsis ini saya akan lebih menekankan dan membahas online learning di Indonesia sendiri. Kalau dilihat sejauh ini, salah satu kegiatan yang sedang aktif dilaksanakan di Indonesia sendiri adalah People Development. Hal ini sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pekerja demi menghadapi persaingan yang ada. Pelatihan (Training) dan Development program yang lain merupakan cara yang dilaksanakan secara intensif saat ini. Kendala yang dirasakan adalah biaya Development Program yang ada menjadi sangat tinggi. Maka lahirlah cara pelaksanaan Development Program yang dapat dilakukan secara online ataupun offline melalui media internet. Sistem eLearning ini dapat menekan biaya Development Program khususnya Pelatihan secara drastis.
Yang dapat dilakukan sistem eLearning secara umum, seperti:
• On-line Delivery, kemampuan untuk menyediakan bahan pelajaran yang dapat disajikan secara on-line, termasuk proses pencarian, pendaftaran, hingga hasil yang didapat dari proses tersebut.
• Content Assembly, membangun struktur bahan pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan organisasi.
• Assesment, kemampuan untuk menyediakan proses test ataupun pengujian terhadap materi pengajaran yang disediakan.
• Competency Management, Sistem menyediakan fasilitas untuk menyimpan infromasi mengenai kompetensi yang berhubungan dengan materi pelajaran dan juga pesertanya.
• Standar Import/ Export, Sistem eLearning diharapkan terbuka terhadap content yang biasanya di dapat dari luar. Sehingga interaksi dengan sistem diluar sangat diperlukan. Bahan pengajaran yang biasanya digunakan memenuhi standard SCORM, IMC dan juga AICC.
• Collaboration, sistem memiliki fasilitas komunikasi yang bersifat dua arah dan interaktif antara: peserta, pengajar, dan juga pihak-pihak lain.
Di Indonesia, banyak perusahaan yang sudah memulai inisiati eLearning dengan tujuan utama yaitu mengurangi biaya People Development program yang selama ini dilakukan secara tatap muka. Namun ada beberapa kendala yang harus diantisipasi:

1. Perubahan Proses
2. Perubahan Budaya Kerja.
3. Perubahan Struktur Organisasi.
4. Perubahan Teknologi.
Kenyataan yang harus dihadapi tersebut membuat kita mengenal sistem: Blanded Learning, yang memungkinkan suatu organisasi melaksanakan sistem Pengajaran atau Learning dengan menerapkan sistem campuran antara on-line dan off-line termasuk sistem yang mempergunakan sistem Self –Paced (mandiri) atau pun Instruction-Led.

Komentar